1. Anatomi
Adenoid adalah kelompok jaringan
limfoid yang terletak pada atap dan dinding posterior nasofaring (Ballinger, 1999).
Nasofaring berada di belakang bawah dari soft palate dan hard palate.
Bagian atas dari hard palate merupakan atap dari nasofaring. Anterior
nasofaring merupakan perluasan rongga hidung posterior. Menggantung dari aspek
posterior soft palate adalah uvula. Pada atap dan dinding posterior nasofaring,
diantara lubang tuba auditory, mukosa berisi masa jaringan limfoid yang disebut
pharyngeal tonsil (adenoid). (Ballinger, 1999). Nasofaring merupakan suatu
ruangan yang terletak di belakang rongga hidung di atas tepi bebas palatum
molle. Berhubungan dengan rongga hidung dan ruang telinga tengah masing-masing
melalui choanae dan tuba eustachius (Susworo, 1987).
Adenoid merupakan masa limfoid
yang berlobus dan terdiri dari jaringan limfoid yang sama dengan yang terdapat
pada tonsil. Lobus atau segmen tersebut tersusun teratur seperti suatu segmen
terpisah dari sebuah ceruk dengan celah atau kantong diantaranya. Lobus ini
tersusun mengelilingi daerah yang lebih rendah di bagian tengah, dikenal
sebagai bursa faringeus. Adenoid terletak di dinding belakang nasofaring.
Jaringan adenoid di nasofaring terutama ditemukan pada dinding atas dan
posterior, walaupun dapat meluas ke fosa Rosenmuller dan orifisium tuba
eustachius. Ukuran adenoid bervariasi pada masing-masing anak (HTA Indonesia,
2004).
2. Fisiologi Kelenjar Adenoid
Adenoid bersama tonsil dan lingual
tonsil membentuk cincin jaringan limfe pada pintu masuk saluran nafas dan
saluran pencernaan yang dikenal sebagai cincin Waldeyer. Bagian-bagian
lain cincin ini dibentuk oleh tonsil lidah dan jaringan limfe di mulut tuba Eustachius.
Kumpulan jaringan ini pada pintu masuk saluran nafas dan saluran pencernaan,
melindungi anak terhadap infeksi melalui udara dan makanan. Seperti halnya
jaringan-jaringan limfe yang lain, jaringan limfe pada cincin Waldeyer menjadi
hipertrofi pada masa kanak-kanak dan menjadi atrofi pada masa pubertas. Karena
kumpulan jaringan ini berfungsi sebagai suatu kesatuan, maka pada fase
aktifnya, pengangkatan suatu bagian jaringan tersebut menyebabkan hipertrofi
sisa jaringan (Parcy, 1989). Ukuran adenoid kecil pada waktu lahir. Selama masa
kanak-kanak akan mengalami hipertrofi fisiologis, terjadi pada umur 3 tahun.
karena adenoid membesar, terbentuk pernafasan melalui mulut. Pada umur 5 tahun,
anak mulai sekolah dan lebih terbuka kesempatan untuk mendapatkan infeksi dari
anak yang lain. Hal ini menyebabkan pembesaran adenoid dan akan menciut setelah
usia 5 tahun. Adenoid akan mengalami atrofi dan menghilang keseluruhannya pada
usia pubertas (Parcy, 1989).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar